Selasa, 29 Desember 2015

manejemen pemberian pakan pada udang galah




     MAKALAH MANEJEMEN PEMBERIAN PAKAN


UDANG AIR TAWAR UDANG GALAH 
(MACROBRACHIUM ROSENBERGII)  :
DI SUSUN OLEH






Nama jefri siolimbona
Nim : 2012 -65-062
PRODI : BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015


                                                   Kata pengantar  

Puji syukur aku panjatkan kepada tuhan yang masa esa atas terselesainya makalah menejemen pemberian pakan alami ini tanpa ridho darinya maka saya tidak mampu untuk menyelesaikan makalah ku ini



















                                           






 DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 tujuan
1.2 manfaat
 BAB 2  PEMBAHASAN                                                
2.1 Sistem Pemeliharaan
2.2 Persiapan Kolam
2.3 Persiapan Kolam
2.4 Pemberian Pakan
2.5 Kandungan Nutrisi Pakan
2.6 Pengelolaan Air
2.7 Penyakit
2.8 Pemanenan
 BAB 3 PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA









BAB 1
                                                               PENDAHULUAN
.1.1 tujuan
Untuk kita dapat mengetahui bagaimana cara memebudidayakan  udang galah (macrobrachium rosenbergii ) yang benar .udang galah merupakan salah satu komoditas hasil perikanan air tawar yang sangat potensial, karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Budidaya udang galah dewasa ini perkembangannya memang belum selaju budidaya udang windu. Namun prospeknya tidak kalah dengan komoditas udang windu. Udang galah yang dipelihara dalam kolam air tawar dapat mencapai panjang tubuh 30 cm, sehingga tidak jauh berbeda dengan ukuran udang galah yang dipelihara dalam tambak air payau.

1.2 manfaat
 manfaatnya yaitu dari aspek bisnis kedua faktor tersebut kurang menguntungkan karena daging yang bisa dimakan hanya sedikit. Karena itu, para peneliti kemudian melakukan seleksi dan perkawinan silang bebagai jenis udang galah hingga akhirnya diperoleh jenis udang galah baru yang kualitasnya lebih baik dari pada udang galah lokal, yakni udang galah gimacro atau disebut dengan udang galah super






                                                                

BAB II
PEMBAHASAN
Udang Galah

 Termasuk jenis udang yang hidup di perairan tawar berasal dari keluarga palamonidae dan marga macrobranchium. Udang ini merupakan udang asli perairan indonesia. Selain di indonesia, udang berjulukan baby lobster ini juga ditemukan di beberapa negara asia tenggara, terutama malaysia. Daerah penyebarannya meliputi perairan indonesia pasific hingga ke timur afrika. Hingga saat ini udang galah banyak ditemukan disungai atau danau yang langsung memiliki akses ke laut. Nama udang galah di ambil dari bentuk dan ukuran kakinya yang bercapit dan panjang mirip galah. Disetiap daerah, udang galah memiliki nama yang berbeda, misalnya uang galah (riau dan sebagian sumatera), udang satang (jawa dan sunda), dan udang watang (sumatra).

udang galah tersebut dikelompokkan sebagai udang galah lokal. Udang galah lokal inilah yang selama ini banyak dibudidayakan petani udang di tanah air. Sosok fisik udang galah lokal sangat khas, yakni ukuran kepalanya lebih besar dari pada tubuhnya dan ukuran tubuhnya tidaklah terlalu besar karena laju pertumbuhannya yang lambat.

  anatomi dan morfologi udang agalah 


Klasifikasi ilmiah
Filum : arthropoda
Kelas : crustacea
Bangsa : decapoda 
Suku : palaemonidae
Marga : marcobrachium
Spesies : marcibrachium rosenbergii (de man)
Varietas : gimarco (genetics improvement of marcobrachium rosenbergii)

Umumnya, bobot tubuh udang galah lokal dewasa sekitar 300 gram/ekor. Tubuh tersebut terdiri atas ruas-ruas yang tertutup kulit keras. Kulit keras tersebut terdiri zat kitin yang kaku

Sistem Reproduksi Udanga Galah

                     Udang galah memijah sepanjang tahun, tidak mengenal masa kawin. Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari, meskipun dapat berpijah pada siang hari. Udang galah yang siap pijah dapat dilihat dari gonadnya dengan warna merah orange yang menyebar keseluruh bagian gonad sampai cephalotorax.

Sebelum memijah udang betina terlebih dahulu berganti kulit (premating moult). Pada saat berganti kulit ini kondisi udang lemah. Setelah pulih kembali terjadi pemijahan. Pemijahan dapat dilakukan di kolam tanah, akuarium, bak beton atau fibreglass dengan padat tebar 4 ekor/m². 

Spermatozoa dari udang galah jantan akan tertampung, Spermatheca menunggu saatnya telur keluar melalui melalui organ tersebut. Pada saat perjalanan telur ke ovarium ketempat pengeraman inilah terjadi pembuahan. Sesuai dengan sifatnya,

Perbandingan jantan dan betina 1:3. Selama pemijahan, induk diberi pakan pelet dengan kandungan protein 30 %sebanyak 5% per hari dari berat biomassa dengan frekwensi pemberian pakan 4 kali sehari. Pemijahan berlangsung selama 21 hari.
2.1 Sistem Pemeliharaan
o    Sistem pemeliharaan tunggal ( monokultur )
Pada pemerilhaarann udang galah secar tunggal, kolam yang dipergunakan baiknya berukuran kian lebih 500 m2 serta kedalaman air minimal 1, 0 m. Basic kolam pemeliharaan yaitu tanah yang sedikit berpasir, namun pematang kolah bisa berbentuk tanah atau tembokan semen. Air yang dipakai untuk pemeliharaan ini mesti bebas polusi, baik yang berasla dari limbah produksi, pabrik pertanian ataupun tempat tinggal tangga. Debit air yang dibutuhkan yaitu 1 s/d 5 liter per detik untuk luasan 1000 m2.
o    Sistem pemeliharaan campuran ( polikultur )
Pemeliharaan udang galah dengan system polikultur banyak dikerjakan oleh pembudidaya. Gabungan yang disarankan yaitu dengan ikanikan type herbivore ( pemakan tumbuhan ) layaknya tawes, gras crap serta gurami. Perlakuan kolam untuk pemeliharaan campuan tersebut hamper sama juga dengan yang dikerjakan untuk pemeliharaan tunggal. Dibutuhkan air yang mengalir secar terus serta pemupukan dengan kandungan lebih tingg dari 100-250 gram/m2 ditambah makan buatan ( pellet ).
 2.2 Persiapan Kolam
Persiapan kolam pemeliharaan udang galah meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah basic kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah basic kolam, serta pembuatan kemalir. Pengapuran dengan dosis 10-25 gram/m2 mempunyai tujuan untuk sanitasi kolam. Pemupukan sejumlah 100-250 gram/m2 dpat dikerjakan apabila udang cuma diberi sedikit makanan tambahan, namun apabila makanan tambahan penuh diberikan, pemumpukan kolah tak perlu dikerjakan. Untuk menghindar hewan liar, pada saluran pemasukan diberikan saringan/filter. Penebaran udang dikerjakan sesudah 5 s. D 7 hari dari pengisian air kolam.
 2.3 Persiapan Kolam
 Benih udang galah yang ditebarkan baiknya berukuran tokolan suapay lebih tahan dibanding juvenile. Padar penebaran pada sistem pemeliharaan tunggal adlah 5-10 ekor/m2 untuk tokolam berukuran 3-5 cm. Menurut james p. Mc. Vey, ph. D bahwa padat penebaran benih udang galah bisa 15 ekor per m2 jika situasi air serta makanan tambahan cukup, namun jika ada cukup air, tak ada makanan tambahan ( makan udang cuma dari pemupukan saja ), maka kepadatan benih udang cuma 10 ekor per/m2, namun apabila tak ada air yang cukup serta juga tidak ada pupuk untuk kolam maka bisa dicoba kepadatan 2 ekor udang /m2.
Padat penebarab per m2 yang disarankan pada pemeliharaan polikultur denga pemupukan organic serta tambahan tumbuhan yaitu 10 ekor udang galah ditambah pupuk organic saja, padat penebaran per m2 yang disarankan yaitu udang galah 10 ekor. Untuk pemeliharaan udang galah dengan system pemanenan dengan bertahap, bisa dikerjakan penebaran lagi pada tiap-tiap panen 50% dari julah udang yang dipanen.
 2.4 Pemberian Pakan
Selam pemeliharaan, udang galah diberi makanan tambahan berbentuk pellet ( 25% protein ) dengan jumlah pakan 5% dari berat keseluruhan biomas populasi udang /hari. Frekwensi pemberiannya yaitu 2 kali /hari, yakni pada sore hari serta malam hari, dikarenakan pada saat itu udang lebih aktif.
Untuk memastikan jumlah berat populasi udang yang ada yakni dengan langkah mengambil sedikit udang untuk sample yang lantas kita dapat tahu berat rara-ratanya. Berat rata-rata tadi dikalikan dengan jumlah yang diperkirakan ada di dalam kolam untuk mendapatkan jumlah berat semuanya. Jumlah pemberian 5% /hari mesti sesuai tiap-tiap dua minggu sekali.
Jika seluruh didalam situasi baik untuk perkembangan udang kita dapat menginginkan moralitas cuma kurang lebih 5% per bulannya. Karena bisa diperkirakan jumlah udang yang akan dipanen urangi 5% setiap bulannya. Makanan udang didalam bentuk pellet bisa dibeli di pasaran bisa juga dibikin sendiri dengan mencampurkan seluruh bahan yang dibutuhkan serta menghancurkannya dengan mesin penggiling.

2.5 Kandungan Nutrisi Pakan
Yang dimaksud dengan nutrisi (nutrition) adalah kandungan gizi yang dikandung pakan. Apabila pakan yang diberikan kepada udang pemeliharaan mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi, maka hal ini tidak saja akan menjamin hidup dan aktifitas udang, tetapi juga akan mempercepat pertumbuhannya. Oleh karena itu, pakan yang diberikan kepada udang selama dipelihara, tidak hanya sekedar cukup dan tepat waktu, tetapi juga pakan tersebut harus memilki kandungan gizi yang cukup. Bila udang mengkonsumsi pakan yang kandungan nutrisinya rendah, maka pertumbuhan terhambat, bahkan pada udang timbul gejala-gejala tertentu yang disebut kekurangan gizi (malnutrition).
            banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan ini di samping tergantung pada spesies udang, juga pada ukuran atau besarnya udang serta keadaan lingkungan tempat hidupnya. Nilai nutrisi (gizi) pakan pada umumnya dilihat dari kompisisi zat gizinya. Beberapa komponen nutrisi yang penting dan harus tersedia dalam pakan udang antara lain protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.  
 2.6 Pengelolaan Air
Pada kolam pemeliharaan udang galah, untuk melindungi kesehatan udang, mutu serta jumlah air mesti senantiasa dipantau. Umumnya untuk pemeliharaan udang system tunggal, mutu air condong alami penurunan ( buruk ) sesudah 1 bulan. Masa pemeliharaan. Untuk melakukan perbaikan mutu air tersebut bisa ditebarkan ikan-ikan type pemakan plangton dengan kepadatan rendah. Mutu air yang redah ditandai dengan banyaknya udang dipermukaan saat pagi hari. Langkah lain yang bisa ditempuh yaitu ganti jumlah air sejumlah sepertiga sisi dengan air baru.
 2.7 Penyakit
Penyakit udang yang sangat serius adlah yang dikarenakan oleh ingkungan serta situasi yang tidak menyenangkana layaknya terlampau padat, kekurangan makanan, penanganan yang tidak baik dan seterusnya. Bermakna langkah penanggulangan yang sangat baik serta efisien adalah memberikan situasi yang terbaik pada kolam udang. Sekali kolam dirundung penyakit yang serius maka umumnya terlambat untuk untuk bertindak apa pun. Pengobatan memberikan anti biotika atau fungisida keseluruh kolam mahal sekali biayanya. Oleh dikarenakan itu lebih murah untuk mengeringkan kolam serta mulai menyiakan dari permulaan.
 2.8 Pemanenan
Sesudah periode pemeliharaan 3 hingga 5 bln. Udang bisa diapanen. Pada waktu panen keseluruhan ukurang beragam beratnya yakni 20 – 50 gram per ekor.
Sistem pemanenan bisa dikerjakan secar bertahap dimanan cuma dipilih ukuran mengonsumsi isi 30 hingga 40 ekor/kg ( ukuran pasar ). Pada step pertama dikerjakan sesudah 2 bln. Periode pemeliharaan ( dari tokolan ) gunakan jarring serta setaip bln. Selanjutnya. Produksi udang galah bisa menncapai 2 hingga 40 ton/hektar.
Teknik memanen yang sangat mudah serta sangat murah yaitu eringkan kolam baik beberapa ataupun menyeluruh. Umumnya jika dapat memanen seluruh udang maka kolam dikeringkan sekalipun, namun bila dapat memanen beberapa saja maka cuma beberapa air yang dibuang.
Pada waktu pemanenan baiknya dimasukkan air fresh kedalam kolam melewati saluran air masuk. Disamping itu pemanenan baiknya dikerjakan saat pagi hari diman temperature tetap rendah.
Air segar perlu dialirkan kedalam kolam untuk menghindar supaya udang tidak mati kepanansan, air dibuang melewati pusat saluran pembuangan didalam kolam hingga seluruh udang dapat mengumpul di dalam bak penangkap maupun didalam saluran lantas ditangkap gunakan jarring kecil ( serok ). Sesudah itu dimasukkan kedalam ember yang diisi es atau dalm kemasan yang sudah disediakan serta diantar ke pasaran.


BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
     Kesimpulan dari makalah ini yaitu bagaiman  cara untuk pemberian pakan untuk benih  udang galah dengan baik  dan langkah –langkah yang perlu di ambil yaitu sebgai berikaut:
Pemberian pakan yang teratur dan pengontrolan kualiitas air
 pakan yang di berikan ada dua pakan almi dan pakan buatan yaitu:
       Pakan alami di berikan pada udang masih menjadi larva sampai juvenil dan ada juga pakan butan yang di berikan pada pada larva yaitu dengan kuning( yonk) telur ayam atau telurbebek yang mengandung protein yang tinggi
·          Pakan alami yang di berikan seperti naupli artemia ,daphnia,moina rotifer dan lain- lain yang mengandung proten  di atas 80%
·          Pakan buatan  untuk larva yaitu berupa egg custard yang mengandung kandungan protein di atas 75%

Dan ciri- ciri  kualitas pakan yang baik untuk pakan larva
·         Pakan memiliki Kandungan gizi yang sempurna
·         Pakan memiliki daya tarik yang sempurna terhadap udang peliharaan.
·         Pakan mampu menhasilkan kulit udang yang keras
·         Pakan tidak mudah merusak kualitas air
·         Kualitas Pakan Stabil



3.1 Saran
 Saranya untuk membudidayakan udang gala maka kita harus menyediakan tempat-tempat atau lokasi yang tepat untuk memebudidayakan udang tersebut karna setiap biota akuakultur sngat memebutuhkan air, tempat, cocok untuk membudidayakan organisme ini.
 Dan selain itu  manejemen pemberian pakan juga sangat penting  agar udang galah bisa hidup dan berkembang dengan baik















                                          


















 DAFTAR PUSTAKA


Hadie. W, Hadie. E. Lies, Muljanah Ijah dan Murniyati. 2001. Tingkah Laku Makan dan Molting Pada Udang. Prosiding Penelitian Budi Daya Udang Galah. Pusat Riset Perikanan Budidaya.
Hendro, Didik Wahyu dan Sri Endah Purnamatingtyas. 2006. Kebiasaan Makan dan Strategi Makan Udang Galah Hasil Penebaran di Waduk Darma. Prosiding Seminar Nasional Ikan.
Jimoh A. Abayomi, Edwin O. Clarke, Olusegun O. Whenu dan Haleemah B. Adeoye. Food and feeding habits of the African river prawn (Macrobrachium vollenhovenii, Herklots, 1857) in Epe Lagoon, southwest Nigeria. 2011. International Journal of Fisheries and Aquaculture. Vol. 3(1), pp. 10-15.
Prakash Sfiree dan G.P. Acarwal. 1989. A Report on Food and Feeding Habits of Freshwater Prawn, Macrobrachium choprai. Indian J. Fish., 36 (3): 221 – 226.
Roy, D and S.R. Singh. 1997. The Food and Feeding Habits of Freshwater Prawn Macrobrachium choprai. Asian Fisheries Science. Vol. 10 : 51-63.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar